konsolidasi buruh

Senin, 23 November 2015

Sejarah KSBSI

  
Kongres 1993

SEJARAH KSBSI


Tahun 1990 an adalah tahun dimana gerakan buruh mengalami titik balik.  Pengaruh Global  seiring takluknyaan  ideologi negara Komunis, melonggarkan kontrol Amerika terhadap politik negara-negara dunia ke-3. Ideologi sosialisme tidak lagi ditakuti karena gerakan prestorika di Rusia telah melemahkan kontrol Partai Komunis terhadap negara.  Perlombaan senjata Nuklir pun tidak lagi menjadi ancaman, karena Amerika tidak lagi memiliki tandingan ideologis berbahaya.  
Seiring perkembangan global tersebut, kelompok gerakan sosial Internasional mulai melakukan pelonggaran ikatan demokrasi di negara berkembang dengan melakukan investasi pengembangan demokrasi. Banyak lembaga-lembaga sosial pengembang demokrasi dan lingkungan mendapatkan peran yang baik dalam melakukan aktivitas melalui bantu anggaran Internasional.  FES Jerman, ACIL’S Amerika adalah dua lembaga Serikat Buruh yang dekat  dengan Partai Demokrat di Amerika dan FES yang dekat dengan Partai Sosialis di Jerman, FNV dan CNV Belanda juga  mulai melakukan expansi membrikan bantuan teknis kelompok pro demokrasi terutama buruh  untuk mengembangkan peran demokratisnya di Negara Indonesia.  Mereka melakukan banyak lobby kepada kelompok pro Demokrasi seperti INFIGT, Walhi, termasuk FAS. Program pengembangan kelompok civil society dan tentunya Serikat Buruh adalah target utama dari pengembangan Demokrasi ini.  

Awal 1990 an adalah awal dimana gerakan Demokrasi menemukan ladang suburnya unutk tumbuh. HJC Peincen yang sering disebut Poke seorang pemberani keturunan Belanda (http://id.wikipedia.org/wiki/Poncke_Princen) yang memiliki banyak sekali rekanan politik maupun internasional  mulai melihat  tren global ini sebagai tonggak awal  demokrasi  dengan  memprakarsai pendirian sebuah Koalisi HAM yang bernama Indonesia  Front  for Defending Human Right (INFIGHT) 1989,  dan  Serikat Buruh Merdeka Setiakawan (SBMSK) tahun 1990.  Namum  Serikat Buruh ini gagal menemukan eksistensinya karena adanya tekanan dan lobby  dari kelompok pemerintah waktu itu. Organisasi ini lebih merupakan gabungan para elit LSM, para petinggi SPSI yang kecewa dengan SPSI waktu itu.  Cita- cita HJC Princen rontok karena adanya  lobby pemerintah terhadap Saut Aritonang yang ketika itu diculik intel dan di lobby pemerintah. Organisasi ini tidak berakar karena hanya merupakan kumpulan elit  di Jakarta. Kegagalan ini juga akibat tidak adanya pengikat ideologi yang kuat dalam organisasi. Yang banyak menjadi pengurus juga adalah elit SPSI yang tidak punya pengalaman ideologis tentang gerakan buruh dan cenderung pragmatis. Beberapa pengurus SBMSK waktu itu adalah: HJC Princen Ketua, Sekjen Saut Aritonang dari SPSI,  Muchtar Pakpahan Sekretaris Eksekutif FAS, Alif Raga Ismet SPSI, dan yang lainnya dari SPSI.

Lemah dan tidak mengakarnya SBMSK  akhirnya diklimaks oleh kejadian dan issu menghilangnya Saut Aritonang, dan sekembalinya  ternyata  tidak bersedia lagi menjadi pengurus akibat lobby pemerintah, dia juga dicurigai didekati oleh intelijen waktu itu.
Semakin melemahnya SBMSK waktu itu  dikritisi oleh Alden Tua  S.dan Bernard Nainggolan  dari FAS dan dan diadakan pertemuan dalam rangka evaluasi. Hasil evaluasi di FAS memutuskan beberapa hal:
1.        Perlunya  didirikan sebuah serikat buruh independen dengan berbasis buruh yang terdidik , ideologis dan militan.
2.        Melibatkan semua  kelompok  ideologis di masyarakat terutama sosialis religius yang mulai banyak mengkritisi orde baru dan Gus Dur adalah pilihan tokoh yang tepat. Sehingga beberapa anggota dari NU di daerah juga diundang ketika  pertemuan buruh nasional di Cipayung 1992 disamping  beberapa  kelompok buruh di beberapa LSM seperti YBKS Solo, dan FAS Jakarta yang memiliki dampingan di Jabotabek.

3.     Para peserta diusahakan adala mayoritas dari buruh di daerah yang aktif  dan  banyak berinteraksi dengan kelompok LSM dan Mahasiswa.

Dengan kesepakatan tersebut, dibentuklah Panitia  Pertemuan Buruh Nasional  yang dipimpin oleh Bernard Nainggolan yang anggotanya  melibatkan  staf yang magang di FAS. Waktu itu  David SG Pella  mengkonsep Tri Darma SBSI, Amor Tampubolon  Mars SBSI dan saya sendiri menggambar Logo SBSI.  Semua itu bagian kerja team. Muchtar Pakpahan Waktu itu  tidak terlibat  dalam kepanitiaan karena dianggap bukan bagian dari buruh dan juga Staf Eksekutif FAS.  Muchtar Pakpahan memang aktif  memberikan kontribusi, tapi tidak intervensi. Etika agar  peran buruh lebih besar  di mulai dari pembentukan kepanitiaan.
Untuk pertama kali, Kepengurusan dalam Pertemuan Buruh Nasional diputuskan  diurus mayoritas dari buruh:
Ketua Umum                          : Muchtar Pakpahan                                               LSM (Sekretaris FAS)- SBMSK
Ketua                                      : Subayono                                                             Buruh dari Jakarta Utara
                                                  Edi Ritonga                                                           Buruh dari Ciracas
                                                  Jono Sukardi                                                        Buruh
                                                  Sunarti                                                                  Buruh Bogor
Sekretaris Jendral                   Alif Raga Ismet                                                    Buruh Jakarta Utara (SBMSK)
Wakil Sekretaris                      Bernard Nainggolan                                             Staf  FAS
                                                  Sukariah                                                               Buruh  Bogor
Bendahara                                Siti Musdalifah                                                     Buruh Ciracas
Wakil Bendahara                     Acam Sutanto                                                      Buruh Bogor

Perubahan Pada Logo.

Logo KSBSI Pada tahun 1992 saya gambar berwarna dengan sparasi penuh.  Gambar latar belakang dasar warna biru, daun berwarna hijau, kapas putih dengan tangkai hijau, padi warna kuning, dacing berwarna putih, roda gigi berwarna coklat dan rantai berjumlah 27 sesuai jumlah Provinsi, Pita dibawah lambang berwarna merah dengan tulisan putih dengan nama Serikat Buruh Sejahtera Indonesia.  Beda dengan kesaksian para saksi di PN Niaga Jakarta Pusat yang menggambarkan lambang saat ini dengan rantai berjumlah 25 sesuai tanggal kelahiran KSBSI, dan warna dasar putih dengan warna dacing biru, dan roda gigi hitam. 

Saksi-saksi di PN Niaga Jakarta Pusat terlihat berbohong, juga Muchtar Pakpahan yang tidak tahu tentang gambar yang dia akui dia buat.  Perubahan Logo dilakukan beberapa kali di Kongres. Pertama sekali di Kongres 1993 dengan efisiensi warna karena sparasi warna akan berakibat terhadap harga cetakan. Rantai roda masih tetap 27 sesuai provinsi, namun dacing dan padi kapas berubah menjadi biru,  roda gigi berubah warna menjadi hitam, dan warna dasar berobah menjadi warna putih. Pada Tahun 1993 Rantai berada di Kanan.

Pada Kongres II Tahun 1997, Terjadi Perubahan letak rantai di kiri kembali. Baru pada Kongres 2000, saya dimintai pendapat oleh Bapak Jhoni Maulana Simbolon berkenaan dengan logo karena dia mengaku bahwa panitia meminta persetujuan saya sebagai yang menggambar logo untuk melakukan peobahan logo dengan resmi dan saya jawab bahwa logo tersebut telah menjadi milik organisasi dan organisasilah yang berhak melakukan perubahan.  Pada tahun 2003 perobahan terjadi pada roda gigi menjadi 25 buah sesuai tanggal lahir KSBSI, 25 April. Hal ini dalam rangka penyesuaian dan menghindari ketidaksesuaian pengartian lambang roda gigi seiring bertambahnya provinsi. Bentuk lambang tidak berubah setelah periode 2003 sampai dengan sekarang. 

Dari sejarah ini tidak ada hasil karya pribadi disebutkan terutama dari hasil Pertemuan Buruh Nasional tahun 1992. Klaim pribadi bertenetangan dengan UU hak cipta karena naskah ciptaan buku hasil-hasil Pertemuan Buruh Nasional sudah ada sejak 1992. KSBSI lah yang memiliki sejarah SBSI sesuai  UU No. 21 2000.  Putusan MA hanya terkait Pembatalan karya ciptaan Rekson Silaban terkait Logo KSBSI, bukan Ciptaan KSBSI sebagai organisasi. KSBSI memiliki pendaftaran ciptaan sendiri terkait semua isi dari AD/ART KSBSI termasuk mars, logo dan tri darma sebalum Muktar Pakpahan Mencatatkan ciptaannya. Ini sesuai dengan naskah ciptaan asli 1992 oleh peserta Kongres.... bukan pribadi Muktar Pakpahan.

Pengurus Dewan Eksekutif Nasional KSBSI  Hasil Kongres 2015





1 komentar:

  1. Terkait dgn putusan MA yang melarang penggunaan logo SBSI, mars dan tri Dharma oleh KSBSI beserta Federasinya.... apakah ada logo p, Mars dan Tri Dharma pengganti? kami yg di DPC jadi bingung... Apalagi melihat Kop Surat dari FSB KAMIPARHO yang tidak lagi menakai logo SBSI

    BalasHapus